Konser Rura Nauli di Batam: Tegas Tolak Politisasi Etnis Batak!

Ket foto : Ilustrasi gambar 

1DETIK.INFO BATAM – Konser Rura Nauli yang dijadwalkan di SP Plaza, Tembesi, Sagulung, Batam pada Sabtu, 16 November 2024, akan menjadi ajang besar bagi berbagai sub-etnis Batak seperti Batak Toba, Mandailing, Angkola, Karo, hingga Pakpak. Diperkirakan hingga 10 ribu pengunjung akan hadir untuk menyaksikan penampilan artis-artis ternama dari Jakarta dan Batam.

Namun, di tengah gegap gempita perayaan budaya Batak ini, muncul kekhawatiran bahwa kebanggaan etnis Batak jangan sampai dijadikan alat kepentingan politik. Ketua panitia, Ninggor Sitorus, menegaskan bahwa acara ini bukan sekadar hiburan, tetapi bertujuan memperkenalkan kekayaan budaya Batak melalui musik, tari tor-tor, dan ekspresi dukungan bagi pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri, H Muhammad Rudi (HMR)-H Aunur Rafiq. 


Harus diingat bahwa nggak ada satu orang pun yang bisa mewakili seluruh etnis Batak cuma buat tujuan kampanye. Tegas Tolak menggunakan Etnis Batak Jadi Alat Politik! 

Meski di atas panggung banyak tokoh Batak akan menyuarakan dukungannya, penting untuk diingat bahwa etnis Batak bukanlah sekadar properti kampanye. Identitas Batak yang kaya dan beragam semestinya tidak dimanfaatkan untuk keuntungan politik atau kepentingan pribadi. Batak adalah kebudayaan besar yang meliputi banyak sub-etnis dan memiliki warisan yang berdiri kokoh jauh sebelum urusan politik hadir.

Rangkaian Acara dan Seruan Kritis bagi Peserta.

Acara ini akan dimulai pukul 16.00 WIB, menampilkan band-band seperti Punxgoaran, Style Voice, B-Three Star, serta penyanyi Arsad Berutu dan Arvindo Simatupang. Sambil menikmati musik, deklarasi dukungan dari tokoh masyarakat Batak kepada pasangan Rudi-Rafiq akan digelar. Namun, perlu diingat bahwa konser ini seharusnya bukan sekadar panggung politik. Kebudayaan Batak adalah identitas yang punya martabat dan hendaknya tidak dijadikan alat demi kepentingan tertentu.

Pesan untuk Masyarakat Batak: Bangun Kesadaran, Tolak Politisasi 

Masyarakat Batak perlu tetap bangga dengan identitas mereka, namun jangan sampai terjebak dalam skenario politisasi budaya. Kebudayaan yang telah diwariskan oleh leluhur Batak sepatutnya dirayakan dengan hormat dan kebanggaan, bukan dikomodifikasi untuk ambisi politik. Mari kita menjaga persatuan dan kehormatan budaya Batak, serta mewaspadai setiap upaya yang berpotensi merusak solidaritas kita.

(GULTOM)

0 Komentar

KLIK DISINI Untuk MENDAFTAR
Cari Semua Kebutuhanmu Disini!