Pasaman, 1detik.info -
Calon bupati (Cabup) Pasaman nomor urut tiga Sabar AS mengatakan status kepemimpinan yang disandangnya bukan sesuatu yang datang secara tiba-tiba, melainkan diperoleh melalui proses yang panjang dan matang.
"(Saya dipercaya menjadi pemimpin) bukan sesuatu yang ujug-ujug alias datang secara serta-merta, melainkan melalui proses yang panjang dan matang," kata Sabar AS dalam acara podcast di Suara Pasaman yang bertempat di Kampus STAI Lubuk Sikaping.
Sabar AS merupakan Cabup petahana dalam ajang Pilkada Pasaman 2024, berpasangan dengan Sukardi untuk posisi calon wakil bupati. Paslon dengan jargon SASUAI (Sabar AS-Sukardi, Amanah Insyaalloh) ini diusung Partai Demokrat
"Sejak kecil saya sudah memulai hidup bermasyarakat," kenang Sabar AS. Sebutlah ketika duduk di bangku SD dan tsanawiyah, selain aktif di kepramukaan, Sabar AS juga terlibat di OSIS.
Sementara di luar kegiatan sekolah, Sabar AS aktif di berbagai kegiatan di masjid, baik mengikuti wirid pengajian dan lainnya. "Saya juga sering diminta untuk mengumandangkan azan," tambahnya.
Saat duduk di bangku MAN Koto Baru Padang Panjang Sumbar, menurut Sabar AS, intensitas kegiatan sosialnya bukannya berkurang, malah bertambah banyak. Baik kegiatan di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
"Saya malah sempat menjadi Gharim Masjid," kenangnya. Namanya saja gharim, hari-hari Sabar AS kala itu banyak dihabiskan di masjid. "Tentu saja dengan tidak mengabaikan tugas utama, yaitu belajar," sambungnya.
Pun saat kuliah di lembaga pendidikan tinggi agama Islam di Bukitinggi Sumbar (UIN Bukittinggi), keterkaitan batin Sabar AS untuk mencempungi berbagai kegiatan sosial tidak bisa dilepaskan begitu saja
"Bahkan ketika kuliah di Bukittinggi, saya pernah dipercaya menjadi Presiden Mahasiswa / Ketua BEM Kampus dan juga dipercaya sebagai Ketua HMI," tuturnya. Saat terjadi gelombang menuntut reformasi di tahun 1998, "Saya juga ikut turun ke jalan menyuarakan tuntutan masyarakat. Sang Pejuang Reformasi bersama Prof. Amin Rais," katanya.
Bagi Sabar AS, semua rangkaian pengalaman untuk terlibat di dalam aneka kegiatan sosial merupakan modal social (social capital) yang secara langsung atau tidak langsung telah membentuk kepribadian dan karakternya.
"Saya menjadi pribadi yang respon dan peduli serta tidak apatis terhadap apa pun yang terjadi di sekitar saya," ungkapnya. "Saya menjadi makhluk sosial yang harus ikut ambil bagian dan memberi kontribusi serta beramal nyata sepanjang yang bisa saya lakukan."
Ketika menyelesaikan kuliah terbersit di pikiran Sabar AS untuk terjun ke dunia politik praktis. Sabar AS menengarai keputusannya itu bersebab keterlibatannya yang intens dalam aneka kegiatan sosial kemasyarakatan, yang telah dimulai sejak duduk di bangku sekolah menengah.
Sabar AS kemudian menindaklanjuti keputusannya terjun ke politik praktis dengan bergabung bersama Partai Demokrat. Langkah ini pula yang mengantarkan Sabar AS duduk tiga periode di DPRD Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dari daerah pemilihan (Dapil) Kab Pasaman - kab Pasaman barat.
Saat duduk di DPRD Sumbar itulah, menurut Sabar AS, sering terbersit dalam pikirannya bahwa alangkah terbatasnya wewenang yang dimiliki oleh wakil rakyat yang duduk di lembaga legislatif, baik di daerah maupun ditingkat pusat.
"Hanya sebatas menyusun regulasi, menyusun anggaran dan melakukan pengawasan," ujarnya. Sangat berbeda dengan eksekutif, yang wewenangnya luas. "Terutama bisa mengeksekusi kebijakan."
Pertentangan dan dorongan pemikiran itu, menurut Sabar AS, membuat ia terpanggil pada satu kesimpulan. Yaitu, kalau ingin memberikan pengabdian yang kongkret terhadap daerah dan masyarakat, salah satu caranya adalah dengan berkiprah di lembaga eksekutif.
Beruntung, saat menjalani periode ketiga pengabdiannya di DPRD Prov Sumbar, Sabar AS diajak oleh Benny Utama maju di ajang Pilkada Pasaman tahun 2020. Benny Utama sebagai calon bupati, dan Sabar AS sebagai calon wakil bupati
Pasangan Benny-Sabar kemudian ditetapkan KPU Pasaman sebagai pemenang Pilkada Pasaman yang berlawanan dengan Kotak kosong, ketika itu. Sejak saat itu pula pengabdian Sabar AS terhadap daerah dan masyarakat dimulai melalui lembaga eksekutif.
Apa benang merah yang bisa ditarik? "Posisi pemimpin yang dipercayakan masyarakat kepada saya bertolak dari paroses dan pengalaman yang panjang," katanya. "Saya telah menjalani proses yang lebih dari cukup untuk itu," tandasnya.
Pengalaman yang panjang yang telah membentuk karakter kepemimpinan, ditambah back-ground pendidikan formal yang dimilikinya, "Insya Allah saya sangat siap bila dipercaya kembali memimpin Kab Pasaman," tutur Sabar AS.
(Diona)
0 Komentar