Persoalan Sampah di Kabupaten Fakfak yang terkesan belum ditangani secara serius menjadi perhatian Bakal pasangan Calon (Bapaslon) Bupati dan Wakil Bupati Fakfak, Samaun Dahlan, S.Sos.,MAP dan Drs.Donatus Nimbitkendik, MT.
Bukan hanya persoalan Sampah, Bapaslon yang diusung koalisi Partai Demokrat, Nasdem, PDI Perjuangan dan Perindo ini juga melihat minimnya infrastruktur persampahan dan persoalan kesejahteraan para petugas kebersihan sebagai faktor penting dibalik upaya penanganan sampah di Kabupaten Fakfak.
Pasangan Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati dengan akronim SANTUN yang diketahui memiliki catatan birokrasi yang bersih, berpengalaman dan qualified untuk memimpin Kabupaten Fakfak periode 2024-2029 ini, tentu saja melihat persoalan sampah sebagai hal yang penting dan urgen untuk ditangani secara serius karena memiliki dampak yang luas di masyarakat.
Pantas jika kemudian Bapaslon SANTUN menjadikan persoalan Sampah dan kesejahteraan petugas kebersihan sebagai salah satu dari 9 program unggulan mereka dengan jargon "Fakfak Bersih".
"Program Fakfak Bersih yaitu serangkaian rencana kegiatan/aksi yang dilakukan oleh pemerintah daerah sebagai upaya dalam meningkatkan dan mengembangkan tata kelola persampahan di Kabupaten fakfak. Di antaranya penguatan manjemen perngelolaan sampah dari hulu ke hilir, peningkatan infrastruktur persampahan dan penguatan pemberdayaan serta peningkatan kesejahteraan petugas kebersihan."demikian kutipan program unggulan Bapaslon SANTUN yang diperoleh media ini melalui pengumuman hasil penelitian administrasi yang dirilis KPU Kabupaten Fakfak.
Sampah memang kerap menebar aroma tak sedap di sejumlah tempat di Kota Fakfak, akibat dari keterlambatan penanganan, tetapi juga hamparan sampah yang kerap mewarnai permukaan laut Kota Fakfak disaat hujan deras mesti menjadi persoalan yang segera di tangani secara serius.
Dampak buruk Sampah bagi lingkungan, antara lain: Pencemaran lingkungan, Penyakit, Kerusakan ekosistem, Sumber bencana alam dan pencemaran udara.
Faktor kesejahteraan petugas kebersihan pun mesti mendapat perhatian serius. Pasalnya, dari informasi yang dihimpun media ini dari petugas kebersihan atau tukan sapu, diketahui jika pekerjaan mereka dihargai dengan upah Rp. 1,5 juta per bulan. Padahal, mereka harus menyapu dan membersihkan wilayah kerja mereka setiap pagi hari selama sebulan. (Ar)
0 Komentar