Operasi Pasar Gas Elpiji 3 Kg di Kota Batam, Bukti Kelangkaan yang Tak Teratasi?

Ket foto : gas elpiji 3 kilogram yang Kerap Langka.

1DETIK.INFO Batam – Pemerintah Kota Batam melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) bersama Pertamina kembali menggelar operasi pasar gas elpiji 3 kilogram. Langkah ini seolah menegaskan adanya kelangkaan gas elpiji yang terus menghantui masyarakat, terutama di wilayah Kecamatan Batu Aji. Alih-alih menjadi solusi permanen, operasi pasar ini justru memperlihatkan kelemahan distribusi dan manajemen pasokan elpiji di kota Batam. Kamis (19/09/2024).

Ratusan warga, mayoritas ibu rumah tangga, berdesak-desakan di bawah terik matahari demi mendapatkan gas elpiji 3 kg yang semakin sulit ditemukan di pasaran. Di beberapa titik, harga gas elpiji bahkan bisa mencapai Rp 30 ribu per tabung atau lebih, jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang seharusnya Rp 21 ribu per tabung. “Kami rela antre di tengah panas demi mendapatkan satu tabung gas, tapi tetap saja susah didapat,” ungkap seorang ibu warga Batu Aji yang ikut mengantre.

Meski Pertamina menyediakan ribuan tabung gas dalam operasi pasar, jumlah tersebut tampaknya belum cukup menjawab tingginya permintaan masyarakat yang sudah mengalami kelangkaan selama berminggu-minggu. Truk-truk pengangkut gas yang tiba di lokasi operasi pasar diserbu habis-habisan oleh warga hingga tidak tersisa.

Situasi ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah operasi pasar hanya solusi sementara atau pertanda kegagalan pemerintah dalam menjamin distribusi elpiji yang merata?

Camat Batu Aji, Faisal Novrieco, dalam sebuah pemberitaan menyebut operasi pasar ini merupakan langkah antisipatif Disperindag untuk menghadapi kelangkaan gas elpiji. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa solusi ini tidak cukup untuk menyelesaikan masalah yang telah berlangsung lama dan terkesan kurang terpantau.

Di wilayah lain seperti Sagulung, Sekupang, dan bahkan Batam Center, masyarakat juga terus mengeluhkan sulitnya mendapatkan elpiji di pangkalan. Kelangkaan ini membuka celah bagi spekulan untuk menaikkan harga melebihi HET, menambah beban ekonomi masyarakat Kota Batam.

Sales Area Manager Kepri Pertamina Patra Niaga, Bagus Handoko, menyatakan bahwa operasi pasar ini merupakan kolaborasi antara Pertamina, Disperindag, dan Hiswana Migas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun, operasi yang hanya dilakukan di beberapa lokasi tersebut tampaknya belum menjadi langkah strategis yang komprehensif dalam mengatasi masalah distribusi elpiji di kota Batam.

Seorang pemerhati sosial yang enggan disebut namanya mengungkapkan bahwa jika tidak ada perbaikan signifikan dalam manajemen pasokan dan distribusi elpiji 3 kg ini, maka kelangkaan gas akan terus menjadi masalah bagi masyarakat. Ia menambahkan bahwa langkah-langkah yang diambil saat ini, termasuk operasi pasar, hanyalah solusi jangka pendek yang tidak menyentuh akar permasalahan sebenarnya.

"Jika tidak ada perbaikan yang lebih signifikan dalam manajemen pasokan dan distribusi elpiji 3 kg ini, maka kelangkaan gas akan terus menjadi persoalan bagi warga kota Batam," ujarnya.


(Gultom)

0 Komentar

Lowongan Wartawan oleh Media 1detik