Langkat - 1Detik.Online
MUI Kabupaten Langkat menggelar pertemuan terkait viralnya video pesantren Al Khafiyah yang diduga mengajarkan ajaran menyimpang oleh Padepokan Sendang Sejagat, pada Senin (3/7/2023) di Kantor MUI Jalan Diponegoro, Kelurahan Kwala Bingai, Kabupaten Langkat.
Turut hadir di dalam pertemuan ini, Ketua MUI Langkat, Zulkifli Ahmad Dian, Kasat Intel Polres Langkat, AKP M Syarif Ginting, Kasi Intel Kejari Langkat, Sabri Fitriansyah Marbun, dan pimpinan Padepokan Sendang Sejagat, Sunaryo alias Mas Karyo.
Kasat Intel Polres Langkat, AKP M Syarif Ginting mengatakan, agar kedepan apabila mau membuat konten berhubungan dengan agama, agar melakukan koordinasi dengan MUI.
"Hal seperti ini sangat rawan dan bisa menghebohkan serta menjadi trending topik nasional. Jadikan ini pembelajaran untuk kedepannya," ujar Syarif, Selasa (4/7/2023).
Lanjut Syarif, ia mengaku saat ini sudah mendapatkan video yang berbeda dari chanel yang sama yang isinya juga diduga sesat, seperti salat Isya 100 rakaat dan dosa yang bisa dihapus dengan uang.
"Terkait hal klarifikasi sangat penting untuk mengantisipasi video-video viral yang terus bersebaran di medsos, supaya masyarakat paham apa yang sebenarnya terjadi," ujar Syarif.
Sedangkan itu, Ketua MUI Langkat, Zulkifli Ahmad Dian mengatakan, jika membuat hiburan di Youtube tidak masalah, namun jangan sampai mempermainkan agama maupun menjelekan pesantren.
"Apa yang kita lihat di video sangat tidak lazim, seperti seorang wanita yang menjadi imam, kita tidak boleh menambah, mengurangi hukum atau ajaran dalam agama kita. Hal ini bisa menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat," ujar Zulkifli.
Ketua MUI Kabupaten Langkat ini meminta kedepan para Youtuber, melaksanakan koordinasi terlebih dahulu kepada MUI Kabupaten Langkat, apabila ingin membuat konten yang berbau agama atau keyakinan.
"Terkait masalah ini, hari ini kami juga akan ke kantor MUI Sumatera Utara untuk melakukan klarifikasi," ujar Zulkifli.
Sementara itu, pimpinan Padepokan Sendang Sejagat, Sunaryo alias Mas Karyo menegaskan, video itu hanyalah sebuah konten.
"Itu tidak nyata, alur dari video yang kami buat adalah film. Video itu sebagai edukasi ke masyarakat bahwa jangan gampang percaya dengan berita-berita miring terhadap pondok pesantren," ujar Sunaryo.
Dalam video yang dipotong ini, Sunaryo menjelaskan, pihaknya membuat konsep film yang menceritakan sekolompok orang kena gendam karena ingin membubarkan pondok pesantren yang ajarannya sesat.
Namun karena lawan pemilik pondok pesantren sakti, mereka kena gendam, kemudian tanpa mereka sadari mereka melaksanakan sholat dengan imam perempuan, sampai mereka sadar dari gendam tersebut.
"Pesantren Al-Khafiyah tidak ada, hanya ilustrasi yang menggambarkan pesantren itu mengajarkan yang sesat, dan disini diceritakan mereka ingin membubarkan pesantren tersebut," ujar Sunaryo.
"Saya hanya buat alur cerita yang endingnya ada edukasi, bahwa apabila ada aliran sesat seperti yang kami ceritakan jangan diikuti, namun video kami tersebut diedit oleh akun lain, salah satunya akun Maulana 11 di Snack Video masuk ke Tiktok dan lain-lain," tutupnya.
Sumber dari : Tribun.medan.com
0 Komentar