1Detik.Online - Pengelola Sirkuit Mandalika yakni PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) mengaku kesulitan untuk membayar utang sebesar Rp4,6 triliun.
Utang tersebut merupakan utang pembangunan proyek yang terbagi dua baik jangka pendek dan jangka panjang, masing-masing sebesar Rp1,2 triliun dan Rp3,4 triliun.
Kondisi kesulitan bayar utang ini membuat holding BUMN Pariwisata InJourney meminta bantuan pemerintah untuk menyuntikan dana segar melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp1,19 triliun.
Direktur Utama InJourney Dony Oskaria mengatakan dari total Rp1,19 triliun PMN yang diajukan, sebesar Rp1,05 triliun akan digunakan untuk membayar utang Sirkuit Mandalika.
"Terus terang saya tidak bisa selesaikan kewajiban yang short term (jangka pendek) ini, diantaranya untuk bayar pembangunan Grand Stand, VIP Vilage, sama kebutuhan modal kerja saat penyelenggaraan event," ujarnya saat rapat dengan Komisi VI DPR RI.
Menurut Dony, PMN adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan kewajiban pembayaran utang jangka pendek tersebut. Sedangkan untuk utang jangka panjang, pihaknya akan mencari cara lain untuk melunasinya.
Selain membayar sebagian utang, suntikan PMN rencananya digunakan untuk pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur sebesar Rp143 miliar. Salah satunya untuk pembangunan convention center.
"Total PMN yang kami ajukan sebesar Rp143 miliar dari total pengembangan yang dilakukan sendiri oleh korporasi sebesar Rp1,7 triliun. Ditambah dengan investasi yang kami raih dari KEK Sanur ini Rp1 miliar," pungkasnya.
Sumber dari : suara.com
0 Komentar