Pernyataan Prabowo Ganjar dan Anies Bukan Lawan, Tetapi Sahabat

 




1Detik.Online Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyatakan kerukunan adalah kunci membangun negara dan bangsa Indonesia.

Menurutnya, langkah konkret yang perlu dilakukan oleh semua pihak, terutama kontestan pemilu 2024, yakni menerapkan demokrasi sehat yang jauh dari saling ejek dan fitnah.

"Karena itulah saya berpendapat bahwa demokrasi Indonesia harus punya ciri khas. Demokrasi Indonesia jangan meniru negara lain," kata Prabowo Subianto dalam keterangannya, Rabu (31/5/2023).

"Dalam demokrasi kita jangan caci maki, saling mengejek. Melainkan harus rukun, ke arah persatuan," kata mantan Danjen Kopassus itu.

Menteri Pertahanan itu juga menyinggung soal politik tanah air, di mana dia menjadi salah satu bakal calon presiden (capres) yang akan berlaga di pilpres 2024. Ia menyebut capres lain bukanlah lawan, tapi saudara.

"Kalau nanti insyaallah, saya terus capres, ini bukan kampanye ya. Kalau nanti Pak Ganjar Pranowo terus maju, Pak Anies juga, saya tidak menganggap mereka lawan. Saya anggap mereka saudara saya sendiri," ujar Prabowo.

Mantan menantu Presiden kedua RI Soeharto itu berpendapat, ketimbang saling ejek dan menebar kebencian, demokrasi di Indonesia sebaiknya dibangun dengan persaingan yang fokus pada gagasan dan tidak antikritik. Ia memandang, semua pihak harus bersahabat dalam membangun negara.

"Mari kita bersaing yang baik. Dalam hal gagasan dan program. Kita jangan sungkan untuk saling merangkul, saling bersahabat," kata Prabowo.

Sampai saat ini, Prabowo Subianto belum menentukan siapa cawapres yang bakal mendampinginya mengarungi pilpres 2024 nanti.

Peneliti BRIN, Aisah Putri Budiarti, mengatakan masih ada beberapa bulan menuju pendaftaran kandidat pilpres 2024. Aisah menilai Prabowo masih ingin merangkul Partai Golkar sebagai rekan koalisi bersama PKB.

"Ini tidak luput dilakukan oleh Gerindra dan Prabowo. Meski koalisi bersama PKB cukup untuk mencalonkan kandidat pilpres, tetapi memperluas koalisi tentu akan menguntungkan bagi Gerindra," ujar Aisah saat dihubungi merdeka.com, Selasa (30/5/2023).

Apalagi, kata dia, partai yang saat ini dilobi adalah Partai Golkar. Salah satu partai besar dengan loyalitas pemilih yang stabil.

Namun demikian, Golkar sudah punya nama yang diusung sebagai kandidat di pilpres, yakni Airlangga Hartarto.

"Sehingga koalisi dengan Golkar tak akan cepat dapat membentuk sebuah kesepakatan, karena akan memengaruhi posisi PKB dan Cak Imin dalam kandidasi pilpres, serta masih adanya pertimbangan untuk mencalonkan sendiri dan membangun kubu keempat," kata Aisah.

Di luar itu, menurut Aisah, masing-masing partai masih menunggu langkah dan strategi partai atau kandidat lain. Tak hanya itu, mereka juga menunggu momentum politik hingga menjelang pendaftaran dilakukan.

"Misalnya, kita ingat tentunya ketika pilpres 2019 lalu saat Jokowi mengubah kandidat wapres di detik terakhir, karena pengaruh peta politik dan momentum saat itu," ujar Aisah mengingatkan.

Sumber : Liputan6.com


0 Komentar

KLIK DISINI Untuk MENDAFTAR
Cari Semua Kebutuhanmu Disini!