Salam Penutup Pidato Erick Thohir Diacara 1 Abad NU Disindir Kader PKB

 



1Detik - Sambutan Erick Thohir selaku ketua panitia satu abad Nahdlatul Ulama heboh jadi gunjingan di media sosial. Ucapan salam penutup khas NU dari Menteri BUMN itu disebut belepotan.

Diketahui, Erick Thohir ikut memberikan sambutan saat acara puncak 1 abad NU yang digelar di GOR Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/2/2023).

Saat memberikan sambutan, Erick lengkap mengenakan pakaian khas organisasi sayap NU, Banser. Bukan isi sambutannya yang disorot, namun ucapan salam penutup yang khas digunakan warga NU saat mengakhiri pidato atau sambutan.

"Satu abad NU, Wallamuaffiq ila waminthoriq. Wasalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh," ujar Erick mengakhiri sambutannya.

Video durasi 8 detik saat Erick mengucapkan ucapan salam menutup sambutannya itu lantas diunggah oleh kader PKB Umar Hasibuan atau yang akrab dikenal sebagai Gus Umar di Twitter.

"Pendatang baru yang tiba-tiba jadi NU banget. Salam penutupnya jadi belepotan gini," cuit Gus Umar sebagaimana dikutip dari Twitter @Umar_Syadat770, Rabu (8/2/2023).

Masih dalam cuitannya, Gus Umar menyarankan agar Erick Thohir mesti belajar yang benar soal pengucapan salam penutup khas NU.

"Mustinya belajar yang benar pengucapannya bung ET. Ini ucapannya yang benar: Wallahul muwaffiq ila aqwamit tharieq," ujar Gus Umar.

Unggahan itu pun banyak direspons netizen.

"Sepertinya silau atau gugup, salah baca Gus," cuit akun Ary Gun****

"Kata siapa? sudah pasti hafal kalau NU asli," balas yang lain.

Lantas siap pencetus kalimat salam NU tersebut? 

Sosok Pencetus Kalimat “Wallahul Muwafiq Ila Aqwamith Thoriq"

Dikutip dari laman Itnnujabarorid, salam itu disebut telah menjadi identitas dan tradisi khas bagi warga NU. Salam itu selalu mengiringi dalam surat menyurat, ceramah atau diskusi hingga acara-acara resmi warga NU.

Di mana menurut penjelasan laman itu, arti harfiahnya kurang lebih adalah “Allah adalah Dzat yang memberi petunjuk ke jalan yang selurus-lurusnya”.

Kalimat itu selalu disebut, ditulis dan dibaca dalam tiap kegiatan formal maupun informal yang diadakan oleh warga NU. Namun tak banyak yang tahu, siapa sosok kharismatik di balik kalimat tersebut, hingga salam itu menjadi demikian melekat erat dalam keseluruhan gerak nafas dan aktivitas warga nahdliyin.

Kalimat ini ternyata diciptakan oleh KH Ahmad Abdul Hamid dari Kendal, Jawa Tengah, seorang pengasuh pondok pesantren Al-Hidayah , sekaligus imam Masjid Besar Kendal. Beliau lahir di kota Kendal pada tahun 1915 M.

Sebelum menciptakan kalimat wallahul muwaffiq ila aqwamit-thariiq, Kiai Hamid telah menciptakan terlebih dahulu istilah “Billahit taufiq wal-hidayah”.

Namun karena kalimat tersebut kemudian digunakan oleh hampir semua kalangan umat Islam, maka beliau merasa kekhasan untuk orang NU tidak ada lagi. Untuk itu, diciptakan istilah baru yakni wallahul muwaffiq ila aqwamit thariiq yang dirasakan cukup sulit ditirukan oleh orang non-NU sebagaimana yang pernah diceritakan Gus Dur saat acara peringatan hari lahir (Harlah) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ke-46.

Saat itu, sejumlah tokoh nasional Angkatan ’66 dan ratusan kader PMII hadir dalam acara yang digelar di Hotel Acacia, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (20/4). Dalam sambutannya, Gusdur menegaskan tentang komitmen keindonesiaan dan kebangsaan dengan cara mengawal terus Indonesia dengan islam ala Indonesia.

Setelah berbicara panjang lebar, dia bermaksud menutup pidato dengan ucapan “wabillahi taufiq wal hidayah“, tapi tiba-tiba dia diam sejenak.

“Saya kok mau salah menyampaikan salam penutup, harusnya kan yang khas NU," ujar cucu pendiri NU ini.

“Dulu ulama-ulama NU, sepakat menggunakan wabillahi taufiq wal hidayah untuk ucapan penutup dan Nahdlyiin wajib mengikuti. Tapi setelah musim kampanye pemilu tahun 70-an, Golkar memakai ucapan itu untuk menutup setiap pidato kampanyenya," tutur Gusdur kala itu.

Nah setelah itu, lanjut Gus Dur, para ulama NU sepakat menggantinya dengan yang lain. Muncul ide agar di ganti dengan “wallohul Muwafiq ila aqwamith Thariq” dari seorang Kiai KH Ahmad Abdul Hamid lalu dipakailah hingga kini.

“Jadi Golkar minjem “wabillahi taufiq wal hidayah” dari NU dan belum dikembalikan hingga saat ini,” kata Gusdur yang diiringi gelak tawa hadirin.

“Untuk itu saya akhiri dengan wallohul Muwafiq ila aqwamith Thariq,” ujar Gus Dur menyudahi.

Disebutkan bahwa, Kiai Achmad Abdul Hamid wafat pada 14 Februari 1998 bertepatan dengan 16 Syawal 1418 H.



Suara: Suara.com

0 Komentar

Lowongan Wartawan oleh Media 1detik