1Detik - Warga Parapare, Sulawesi Selatan (Sulsel) kesulitan air bersih pascabanjir selama lima hari terakhir. Akibatnya warga terpaksa menadah air hujan atau membeli air galon.
"Rebutan air warga. Mandi juga susah sekali. Ini saya sudah lima hari pascabanjir susah sekali dapat air bersih," keluh warga Parepare, Eka saat dikonfirmasi detikSulsel, Kamis (24/11/2022).Eka meminta kepada pemerintah untuk segera menormalkan penyaluran air PDAM. Bantuan suplai air bersih dari pihak Damkar untuk warga dianggap tidak mampu mencukupi kebutuhan.
"Kita harap PDAM bisa segera melakukan perbaikan atau upaya agar warga bisa menikmati air bersih," jelasnya.
Warga Kota Parepare lainnya, Melati mengaku, untuk memenuhi kebutuhan air bersih, ia harus membeli minimal 5 galon setiap harinya. Air galon ini yang dipakai pun harus dihemat sebab dipakai untuk sekeluarga.
"Sehari itu untuk mandi butuh lima galon. Itu pun harus hemat betul agar bisa cukup dipakai satu keluarga," keluh Melati.
Melati mengatakan pascabanjir dirinya kesulitan mendapat pasokan air bersih dari PDAM. Makanya ia terpaksa membeli air galon untuk kebutuhan sehari-hari.
"Sudah enam hari tidak mengalir," keluh Melati yang dikonfirmasi terpisah.
Pemkot Parepare Janji Normalkan PDAM dalam 2 Hari
Pemerintah Kota (Pemkot) Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) berjanji pasokan air bersih PDAM akan segera normal pascabanjir parah menerjang. Proses untuk menormalkan pasokan air bersih itu ditargetkan paling lama dua hari ke depan.
"Memang kalau kita lihat arus (sungai karajae) yang ada inilah yang membuat permasalahan muncul dengan robohnya bukit. Dengan melihat pipa yang ada memang tidak berfungsi dengan baik," ungkap Wali Kota Parepare, Taufan Pawe kepada media, Kamis (24/11).
Taufan mengaku pihaknya akan bekerja keras bersama PDAM agar dapat segera menormalkan kembali pasokan air kepada warga. Ditargetkan paling lama dua hari sudah selesai.
"Saya berharap dan berkomitmen, paling lambat dua hari ke depan sudah bisa berfungsi dan kembali normal," janjinya.
Penyebab Distribusi Air PDAM Terhambat
Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Karajae, Andi Firdaus Djollong menjelaskan, distribusi air terhambat lantaran robohnya bendungan gegara banjir. Akibatnya beberapa hari ke depan PAM TK tidak mampu mengisi sumur intake-nya.
"Ini disebabkan permukaan air sungai lebih rendah dari pipa intake. Kondisi ini menyebabkan PAM TK tidak mampu menyalurkan air ke Instalasi Pengolahan untuk diteruskan ke pelanggan," beber Firdaus.
Firdaus menjelaskan, distribusi air terdampak di sejumlah wilayah. Utamanya bagi berdampak di daerah kota bagian atas seperti Kecamatan Ujung, Kecamatan Bacukiki Barat dan Kecamatan Soreang.
"Di bagian atas Kota Parepare yang sumber air dari Sungai Karajae yang terdampak. Kalau yang lain itu aman sebab menggunakan sumur dalam atau sumur bor," paparnya.
Damkar Terjunkan 6 Armada Suplay Air Bersih
Kepala Bidang Evakuasi dan Penanggulangan Kebakaran Damkar Parepare, Syafruddin Sjam mengatakan, telah mengerahkan 6 armadanya untuk menyuplai air bersih. Itu dilakukan untuk meringankan beban warga yang terdampak banjir.
"Instruksi dari Bapak Wali Kota (Taufan Pawe) agar segera mungkin membantu warga yang terkena bencana, untuk meringankan beban masyarakat," ujarnya.
Selain itu ia menjelaskan, sekitar 353 laporan pengaduan masyarakat yang masuk melalui Sistem Informasi Layanan Peduli Pengaduan, Penanggulangan dan Penyelamatan (SILP4), yang ingin dibantu, selain dari penyemprotan, juga ada pengaduan air bersih.
"Pengaduan masyarakat yang masuk melalui layanan SILP4 untuk layanan air bersih, itu kami layani secara bertahap, karena hanya dua armada tangki digunakan," ujarnya.
Untuk diketahui, sejumlah wilayah di Parepare diterjang banjir pada Jumat (18/11) lalu. Kejadian ini berdampak kepada 1.064 kepala keluarga (KK) atau 1.296 jiwa.
Sumber: Detik.com
0 Komentar