Bahaya Kecanduan Judi Online Dapat Sebabkan Depresi

 “Kecanduan judi online bisa menyebabkan kehancuran finansial yang memicu depresi. Selain itu, kegagalan untuk berhenti juga bisa menjadi penyebab pecandu judi online mengalami kondisi mental tersebut.”




1Detik – Belakangan ini, judi online semakin marak. Ada berbagai macam permainan online tersebut yang digandrungi banyak orang, mulai dari poker, togel, bola, casino dan masih banyak lagi.

Sekali menang, hal itu akan menimbulkan rasa penasaran pada pemainnya, sehingga mereka akan terus melanjutkan permainan. Itulah mengapa judi online bisa menyebabkan kecanduan. Tidak hanya bisa menghancurkan kondisi keuangan, kecanduan judi online juga bisa menyebabkan depresi pada seseorang. Simak ulasannya di sini!

Alasan Judi Online Bisa Sebabkan Depresi

Sama seperti narkoba atau alkohol, berjudi juga bisa menyebabkan kecanduan dengan cara memengaruhi bagian otak yang melepaskan dopamin. Ini adalah hormon yang menciptakan perasaan senang dan penghargaan.

Saat kamu memenangkan taruhan, sistem penghargaan otak tersebut akan menjadi aktif. Sayangnya, ketika seorang penjudi kalah, tubuh mereka tetap memproduksi adrenalin dan endorfin, yang mendorong mereka untuk terus berjudi.

Seiring waktu, penjudi mengembangkan toleransi terhadap aktivitas tersebut. Mereka mungkin merasa perlu mengambil risiko yang lebih besar untuk merasakan kegembiraan yang sama seperti saat pertama kali berjudi.

Dengan kata lain, otak mereka akan mendambakan lebih banyak dopamin untuk memicu sistem imbalannya.

Setiap orang memiliki titik setel alami untuk suasana hati yang bisa sedikit berubah sepanjang hari. Saat kamu berjudi dan merasa senang, titik setel suasana hati kamu naik sementara dan akan kembali normal setelahnya.

Namun, saat berjudi menjadi kompulsif, titik setel suasana hati kamu bisa turun, bahkan saat kamu tidak berjudi. Akibatnya, penjudi bisa mengalami depresi.

Risiko depresi cenderung meningkat bila mereka secara konsisten berjudi lebih dari yang seharusnya dan berakhir dalam masalah keuangan. Kondisi mental tersebut juga bisa terjadi bila mereka mencoba untuk berhenti, tapi tidak berhasil.

Pada akhirnya, berjudi menguras pikiran mereka dan mereka mungkin merasa tidak mampu menemukan kesenangan dan kegembiraan dalam aktivitas lainnya. 

Orang yang kecanduan judi online juga lebih mungkin mengalami pikiran untuk bunuh diri. Karena itu, penting untuk mengobati kecanduan dengan mencari bantuan profesional.

Gejala yang Perlu Diwaspadai

Penting untuk mewaspadai tanda-tanda kecanduan judi online. Pasalnya, terkadang masalah tersebut bisa sulit dikenali, terutama ketika berjudi secara online.

Berikut tanda-tanda kecanduan judi online:

  • Terobsesi dengan judi online.
  • Mengalami hasrat yang kuat ketika tidak dapat berjudi karena koneksi internet yang buruk atau alasan lainnya.
  • Terus-menerus memikirkan perjudian, taruhan, atau strategi yang harus dilakukan.
  • Melakukan aktivitas tersebut untuk merasa lebih baik tentang hidup.
  • Mengabaikan pekerjaan atau sekolah demi berjudi.
  • Selalu  memeriksa platform atau aplikasi perjudian setiap ada kesempatan.
  • Menghabiskan sebagian besar waktu untuk berjudi.
  • Mengalami banyak masalah keuangan akibat judi, seperti tagihan yang belum dibayar, memiliki banyak utang, dan masih banyak lagi.
  • Mengambil risiko lebih besar saat berjudi.
  • Merasa bersalah, tapi terus berjudi.
  • Gagal untuk berhenti berjudi.
  • Berbohong tentang perjudian.
  • Isolasi sosial dan penarikan diri.
  • Masalah dengan teman, keluarga, hubungan karena kebiasaan buruk tersebut.
  • Menggunakan ponsel atau laptop secara diam-diam.
  • Kondisi mental yang memburuk.

Bila kamu melihat salah satu dari tanda-tanda di atas pada orang yang kamu cintai, sebaiknya jangan mencoba membantu mengatasinya sendiri.

Ingat, meminjamkan uang atau melunasi utangnya tidak akan mengatasi kecanduan judinya, tidak peduli apa yang mereka katakan kepadamu. Jadi, carilah bantuan profesional untuk orang terdekatmu itu.

Pengobatan untuk kecanduan judi biasanya sama dengan kecanduan lainnya, yaitu meliputi terapi perilaku kognitif, obat-obatan dan kelompok pendukung.




Sumber: halodoc.com


0 Komentar

KLIK DISINI Untuk MENDAFTAR
Cari Semua Kebutuhanmu Disini!